Mesin Batching Plant di Brondong Roboh Menewaskan Satu Pekerja

LAMONGAN-JATIM, Mitrabratanews.com – Sebuah Silow Semen (tempat penyimpanan semen) di dalam area batching plant milik PT Tuban Prima Energi di Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Lamongan, Selasa (11/7/2023) malam roboh.
Penyebab robohnya penyimpanan semen di lokasi yang memproduksi ready mix (beton curah) ini masih dalam proses penyidikan. Dugaan awal adanya unsur kelalaian dan kesalahan kontruksi Batching plant.
Akibat insiden robohnya mesin batching plant ini, seorang pekerja yang bertugas sebagai operator tewas ditempat tertimpa silow semen.
Berdasarkan informasi yang didapat, 1 korban meninggal dunia atas nama Moh Musthofa (21) asal Dusun Krajan, Desa Beji Kecamatan Jenu, Tuban.
Sekitar pukul 20.00 wib, Benu (40) sopir truk molen nopol B 9233 RG masih mengisi muatan readymix. Pada saat itu Benu melihat korban ada di ruang operator batching plant yang ada dibawah silow semen.
Tidak seberapa lama sopir truk molen tersebut mendengar suara keras seperti ada besi yang patah. Benu lari untuk menyelamatkan diri dan kemudian teriak minta tolong.
Saat Benu kembali melihat tempat kejadian, terlihat tempat silow sudah ambruk kearah timur dan juga menimpa truk molen yang sedang mengisi muatan beton curah. Nahas, korban Musthofa tidak sempat menyelamatkan diri.
Korban Moh Musthofa tewas tertimbun bersama reruntuhan semen dan mesin batching plant.
Kapolsek Brondong Iptu M.Lukman Hadi saat dikonfirmasi pada rabu (12/7/2023) pagi, membenarkan peristiwa itu. Beliau mengatakan, penanganan kasus dilimpahkan ke Polres Lamongan.
“Kasus akan ditangani polres lamongan. Saat ini korban sudah di evakuasi dan di bawa ke RS. Dr. Koesma Tuban, untuk selanjutnya jenazah akan diantarkan kerumah duka di Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Tuban,” tuturnya.
Terpisah, Dono (45) warga setempat yang turut menyaksikan proses evakuasi korban turut prihatin atas peristiwa ini, dia mengungkapkan lokasi batching plant ini sebelumnya sempat di protes warga.
Warga menilai batching plant yang baru di bangun sekitar 4 bulan lalu ini, lokasinya terlalu berdekatan dengan jalan umum dikhawatirkan membahayakan masyarakat sekitar.
“Sebelumnya warga sudah mengingatkan, mesin batching plant lokasinya terlalu dekat dengan jalan raya. Kontur tanahnya juga kalo bahasa jawanya gembuk (kurang keras) dikhawatirkan mengancam keselamatan pengendara dan warga sekitar, jika sampai roboh,” katanya.
“Kekhawatiran warga, pernah pernah disampaikan ke pihak perusahaan. Namun tampaknya kurang digubris,” ungkapnya.
Hingga berita ini dinaikan ke redaksi, pihak perusahaan saat dikonfirmasi oleh awak media enggan berkomentar. (Ivn)
