Lebaran Idul Fitri 1442 H Kapan? Berikut Jawaban dan Mekanisme Penentuannya

NASIONAL, Mitrabratanews.com – Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang ditunggu oleh seluruh keluarga Muslim di dunia. Momen ini adalah Hari Kemenangan setelah sebulan lamanya melakukan ibadah puasa.

Penetapan satu Syawal menjadi momen yang paling ditunggu masyarakat muslim di seluruh dunia, karena menjadi penanda tibanya Hari Raya Idul Fitri.

Untuk pengurus pusat Muhammadiyah telah lebih dahulu menentukan tanggal 1 Syawal 1442 H atau Hari Raya Idul Fitri 2021 M.

Namun bagi Nahdlatul Ulama (NU) dan pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menggelar sidang isbat pada hari ini Selasa, 11 Mei 2021.

Adapun cara menentukan Idul Fitri 1442 H yang biasa dilakukan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), maupun Pemerintah ada sedikit perbedaan.

Muhammadiyah

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan waktu jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 2021 yang berdasar kan melalui Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2021 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1442 H.

Hingga dari maklumat tersebut, ditetapkan bahwa 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021.

Melansir laman Muhammadiyah.or.id, hisab yang digunakan Muhammadiyah merupakan hijab wujud al-hilal.

Ini merupakan metode menetapkan awal bulan baru yang menegaskan bulan Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhinya tiga parameter.

Ketiga parameter tersebut antara lain

Telah terjadi konjungsi atau ijtimak

Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam

Saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk

Pemerintah

Kementerian Agama (Kemenag) sendiri akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal bulan Syawal 1442 H pada 11 Mei 2021, bertepatan dengan 29 Ramadan 1442 H.

Sidang isbat yang dilaksanakan Kemenag akan berlangsung secara daring dan luring.

Adapun penentuan awal Syawal dilakukan dengan metode rukyatul hilal.

Sidang isbat penentuan awal Syawal dilakukan beberapa tahap, yaitu

Pertama, pukul 16.45 WIB berupa pemaparan posisi hilal awal syawal 1442 H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag.

Kedua, setelah maghrib akan dipaparkan laporan data hisab dan hasil rukyatul hilal, dengan rukyatul hilal rencananya dilakukan di 88 titik seluruh Indonesia.

Ketiga, hasil sidang isbat akan diumumkan Menteri Agama secara telekonferensi, serta disiarkan langsung TVRI dan live streaming media sosial Kemenag.

Nahdlatul Ulama (NU)

Sejauh ini ,NU belum mengeluarkan pernyataan mengenai sidang isbat atau penentuan awal Syawal tahun ini.

Kendati begitu, dari pemberitaan Kompas.com pada 22 Mei 2020, penentuan 1 Syawal dilakukan dengan pengamatan hilal atau rukyatul hilal.

Sebagai informasi, rukyatul hilal merupakan metode pengamatan atau observasi terhadap hilal lengkungan bulan sabit paling tipis yang berketinggian rendah di atas ufuk barat pasca matahari terbenam (ghurub) dan bisa diamati.

Cara melakukan rukyatul hilal terbagi menjadi tiga, yaitu mengandalkan mata telanjang, mata dibantu alat optik teleskop, hingga penggunaan teleskop yang terhubung dengan sensor atau kamera.

Kegiatan tesebut juga akan dikoordinasikan oleh Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU), untuk selanjutnya dilaporkan pada pengurus pusat PBNU.

Perbedaan metode penetapan satu Syawal ini hendaknya semakin memperlihatkan besarnya rasa demokrasi dan toleransi diantara umat muslim di Indonesia. (iwan)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!