Fenomena Pedagang Bunga Menjelang Ramadhan Ramaikan Pasar Gresik
GRESIK, Mitrabratanews.com – Ada pemandangan yang cukup unik menjelang bulan Ramadhan tahun ini dibandingkan satu tahun kemarin puncak dari Pandemi Covid-19, yaitu nampak berjejernya lapak penjual bunga untuk aktivitas nyekar sebelum bulan Ramadhan.
Tradisi berziarah ke makam keluarga atau nyekar, menjadi salah satu tradisi masyarakat Indonesia menjelang bulan Ramadhan. Maka tidak heran, berbagai tempat pemakaman umum di kota Gresik dipenuhi warga yang berziarah. Selain mendoakan keluarga mereka yang telah tiada, tradisi nyekar juga dimanfaatkan untuk merawat dan membersihkan makam.
Menjelang Ramadhan tahun ini, beberapa tempat pemakaman umum di Kota Gresik dipenuhi warga yang melaksanakan tradisi ini. Seorang peziarah mengatakan, ia beserta keluarganya melaksanakan tradisi nyekar menjelang Ramadhan ini rutin setiap tahun.
“Ziarah ke makam orangtua. Kalau mau menjelang bulan puasa kita kan harus ziarah. Kan banyak yang ziarah ke luar, ke mana ya, ke (makam) para Wali, masak orangtua yang dekat kenapa enggak diziarahi. Yang penting nomorsatukan orangtua dulu. Sudah biasa setiap tahun (ziarah) begini, nanti juga mau lebaran begini juga,” ujar Ida (35) warga desa Pulopancikan Gresik.
Banyaknya warga yang datang untuk berziarah, membuat kunjungan ke tempat pemakaman umum meningkat dua kali lipat. Jika pada hari biasanya tempat pemakaman umum tampak sepi dari peziarah, kini justru padat oleh peziarah yang datang tidak hanya dari dalam kota, namun juga dari luar kota.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh warga sekitar tempat pemakaman untuk meraih keuntungan selama musim nyekar ini dengan berjualan bunga di depan gerbang tempat pemakaman maupun di pasar. Bunga yang biasa digunakan untuk ditaburkan di atas makam tersebut dijual dengan harga bervariasi. Dari hasil berjualan bunga tabur musiman tersebut, seorang pedagang bahkan bisa meraup keuntungan hingga ratusan ribu Rupiah perhari.
Salah satunya Karti (54) pedagang bunga musiman yang membuka lapak di perempatan pasar Gresik.
Karti mengatakan, “Ya kalau laku ya enak lah jualan kembang itu, ada batinya (keuntungannya). Kalau modalnya 500 (ribu Rupiah), dapat (keuntungan) 150-200 (ribu Rupiah). Belum tentu kalau di rumah, 20 ribu juga belum tentu (dapat). Cuma ikut-ikutan saja. Sehari (keuntungannya) dapat 200 (ribu Rupiah), ada 300 (ribu Rupiah).”
Ziarah makam hanya satu dari sekian banyak tradisi masyarakat Indonesia khususnya umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Selain makam keluarga, sebagian umat muslim ada pula yang berziarah ke makam para Wali dan pemuka agama Islam lainnya.
Kembali ramainya aktivitas lapak bunga ini semakin menambah semarak menjelang bulan suci Ramadhan tahun ini dan semoga ini pertanda bahwa akan segera berakhirnya pandemi Covid-19 yang sudah setahun lebih memporak porandakan tatanan kehidupan dan perekonomian masyarakat kita. (iwan)